Selasa, 26 Juni 2012

Perlunya landasan agama dalam kepemimpinan



Di dalam suatu kepemimpinan haruslah berlandaskan agama yang kuat dengan demikian akan lebih membentengi dirinya dari sifat sifat murka akan tingginya jabatan yang telah di pegangnnya sehingga tidak menyelewengkan amanah yang telah di berikan kepadanya terutama pada masayarakat atau orang lain.
Oleh sebab itu penanaman agama haruslah di tanamkan sejak dini sehingga dapat membentuk karakter anak tersebut enjadi seseorang yang lebih bertanggung jawab atas apa yang telah di berikan kepadanya.
Adapun contoh yang kurang baik di Negara kita banyak orang yang tau agama dan berpendidikan tetapi moralnya sangat kurang sehingga banyak terjadi kasus kasus yang melibatkan orang orang yang berependidikan seperti KORUPSI.
Pada dasarnya korupsi adalah penyalahgunaan jabatan untuk keuntungan pribadi sehingga yang menjadi dampak negatifnya orang lain serta orang tersebut tidak amanah yang telah di perbuat
Adapun dampak negative korupsi yaitu
1. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan.
2. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat.
3. Menurunya pendapatan Negara.
 4.  Hukum tidak lagi dihormati
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi
  • Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.
  • Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
  • Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.
  • Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
  • Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
  • Lemahnya ketertiban hukum.
  • Lemahnya profesi hukum.
  • Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
  • Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
·         mereka di luar negeri, di luar jangkauan dari ekspropriasi di masa depan.

penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke arah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi. Jadi, jika menggunakan cara pandang penyebab korupsi seperti ini, maka salah satu penyebab korupsi adalah cara pandang terhadap kekayaan. Cara pandang terhadap kekayaan yang salah akan menyebabkan cara yang salah dalam mengakses kekayaan. Korupsi dengan demikian kiranya akan terus berlangsung, selama masih terdapat kesalahan tentang cara memandang kekayaan. Semakin banyak orang salah dalam memandang kekayaan, maka semakin besar pula kemungkinan orang akan melakukan kesalahan dalam mengakses kekayaan.
 NB: jadikanlah hidupmu bermanfaat bagi seseorang bahwasanya semua itu akan di mintai pertanggungjawaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar