Rabu, 27 Juni 2012

KEPADATAN MULAI TERASA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET



Kepadatan mulai terasa di Universitas Sebelas Maret, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Seiring banyak bertambahnya mahasiswa baru dari tahun ke tahun parkiran FISIP menjadi sangat padat, hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, yang sangat terlihat menonjol sekali yaitu area parkir sepeda motor dari tahun ke tahun pengguna sepeda motor meningkat sangat pesat, bayangkan setiap hari ratusan mahasiswa menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi ke kampus dan alhasil lahan parkir yang disediakan pihak kampus pun tidak mampu menampung banyaknya sepeda motor yang dibawa mahasiswa padahal lahan parkir yang disediakan pihak kampus sudah sangat luas.
Solusi untuk mengatasi parkir motor yang penuh mungkin dengan tidak memarkir motor yang menyebabkan banyak mengambil lahan contohnya parkirlah motor dengan standart 2 karena jika hanya menggunakan standart 1 banyak sekali lahan yang terpakai, penataan posisi kendaraan yang baik dan efisien juga membantu mengurangi kepadatan parkir, atau bila rumahnya dekat sekitaran kampus bisa menggunakan sepeda angin ke kampus, dan bila yang rumahnya jauh bisa menggunakan alat transportasi umum untuk mengurangi kepadatan di area parkir kampus.

by Dessy Kusumawardany

Selasa, 26 Juni 2012

Perlunya landasan agama dalam kepemimpinan



Di dalam suatu kepemimpinan haruslah berlandaskan agama yang kuat dengan demikian akan lebih membentengi dirinya dari sifat sifat murka akan tingginya jabatan yang telah di pegangnnya sehingga tidak menyelewengkan amanah yang telah di berikan kepadanya terutama pada masayarakat atau orang lain.
Oleh sebab itu penanaman agama haruslah di tanamkan sejak dini sehingga dapat membentuk karakter anak tersebut enjadi seseorang yang lebih bertanggung jawab atas apa yang telah di berikan kepadanya.
Adapun contoh yang kurang baik di Negara kita banyak orang yang tau agama dan berpendidikan tetapi moralnya sangat kurang sehingga banyak terjadi kasus kasus yang melibatkan orang orang yang berependidikan seperti KORUPSI.
Pada dasarnya korupsi adalah penyalahgunaan jabatan untuk keuntungan pribadi sehingga yang menjadi dampak negatifnya orang lain serta orang tersebut tidak amanah yang telah di perbuat
Adapun dampak negative korupsi yaitu
1. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan.
2. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat.
3. Menurunya pendapatan Negara.
 4.  Hukum tidak lagi dihormati
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi
  • Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.
  • Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
  • Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.
  • Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
  • Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
  • Lemahnya ketertiban hukum.
  • Lemahnya profesi hukum.
  • Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
  • Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
·         mereka di luar negeri, di luar jangkauan dari ekspropriasi di masa depan.

penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke arah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi. Jadi, jika menggunakan cara pandang penyebab korupsi seperti ini, maka salah satu penyebab korupsi adalah cara pandang terhadap kekayaan. Cara pandang terhadap kekayaan yang salah akan menyebabkan cara yang salah dalam mengakses kekayaan. Korupsi dengan demikian kiranya akan terus berlangsung, selama masih terdapat kesalahan tentang cara memandang kekayaan. Semakin banyak orang salah dalam memandang kekayaan, maka semakin besar pula kemungkinan orang akan melakukan kesalahan dalam mengakses kekayaan.
 NB: jadikanlah hidupmu bermanfaat bagi seseorang bahwasanya semua itu akan di mintai pertanggungjawaban

Senin, 25 Juni 2012

MINAT BACA MASYARAKAT HARUS DITINGKATKAN



Kegiatan membaca sangat penting bagi masyarakat, karena dengan membaca kita dapat menemukan wawasan baru. Kita akan menemukan banyak hal-hal baru di dalam sebuah bahan bacaan, hal-hal yang belum pernah kita ketahui, bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan. Kegiatan membaca juga dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri seseorang. Hal ini sesuai dengan tujuan Undang-Undang Dasar 1945 pada alenia IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Minat baca masyarakat Indonesia secara keseluruhan masih rendah.  Rendahnya minat baca ini tidak hanya menjangkiti para pelajar dan mahasiswa, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat umum di pedesaan maupun di kota. Hal ini dikarenakan budaya kita yang tidak mendukung minat baca, kekurangpedulian dari pihak-pihak yang berwenang (seperti Pemerintah Daerah atau pimpinan lembaga pendidikan), serta daya beli masyarakat yang rendah sehingga buku tidak menjadi kebutuhan prioritas. Masyarakat sekarang tampaknya lebih cenderung memperoleh berbagai informasi dengan mengandalkan indra pendengaran dan penglihatannya, seperti melalui radio dan televisi.
Untuk menumbuhkan minat baca pada masyarakat  akan mudah bila ada sarananya yaitu buku yang akan dibaca misalnya di perpustakaan. Dengan demikian, maka diharapkan pemerintah perlu menyediakan bahan bacaan yang cukup bagi masyarakat sampai ke tingkat desa bahkan RT/RW. Seharusnya hal ini sudah menjadi salah satu kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.
Pemerintah perlu membangun dan mengembangkan perpustakaan di setiap desa/ kelurahan. Dengan adanya Perpustakaan Desa/Kelurahan diharapkan akan tercipta   minat baca dan semangat belajar bagi masyarakat dan para remaja yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta memotivasi mereka untuk dapat terus belajar melalui  buku-buku dan informasi yang ada di perpustakaan sesuai  dengan bidang-bidang yang diminati.
Agar Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka pemerintah perlu mengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan secara profesional menurut sistem dan ketentuan umum yang berlaku dalam ruang lingkup pengembangan, pembinaan dan pemberdayaan perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar tercapai keseragaman dalam pengelolaan dan pelaksanaan layanan Perpustakaan Desa/Kelurahan.
Komponen pembiayaan (anggaran) Perpustakaan Desa/Kelurahan seperti masalah pengadaan ketenagaan perpustakaan, pengadaan perabot dan kelengkapan koleksi bahan pustaka sudah menjadi  wewenang dan tanggungiawab Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat. Oleh karena itu, pemerintah perlu menganggarkan lewat APBN/APBD untuk pengadaan perpustakaan di setiap desa/kelurahan.
Masyarakat perlu meningkatkan minat bacanya melalui Perpustakaan Desa/Kelurahan. Perpustakaan desa dapat dipandang sebagai basis pemasyarakatan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat, karena kebutuhan  masyarakat akan informasi atau buku bisa langsung dipenuhi oleh perpustakaan desa tanpa harus pergi ke perpustakaan umum di pusat kota. Dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca akan tercipta masyarakat yang kreatif, dinamis, produktif dan mandiri. Keberhasilan masyarakat di berbagai bidang misalnya pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian dan pemasaran bisa diperoleh dari hal yang paling kecil yaitu membaca.

My Experience: Semalam di Tawangmangu




sekitar pukul 19.30 aku menghidupkan mesin motor di depan rumah, bersama teman ku berangkat menuju wilayah dengan wisata yang menjadi komoditi ekonominya. Tawangmangu merupakan kecamatan di kabupaten Karanganyar di sebuah  kota yang bernama Surakarta. Tawangmangu sudah menjadi icon wisata karanganyar dikarenakan juga kondisi geografis Tawangmangu yang memiliki banyak keindahan alam yang luar biasa.
setelah sampai di Tawangmangu, udara dingin terasa menembus jaketku. seakan menggelitik pori-pori kulit yang membuat bulu kudukku berdiri karena kedinginan. kami berhenti di sebuah hick kalau kata orang solo bilang, tapi di jogja lebih di kenal angkringan. di sana kami memesan dua teh hangat untuk menghangatkan tubuh walau tak berpengaruh banyak tapi lumayan hangat. suasana hick yang ramai dan selingi musik rock’n roll sangat mendukung nama dari warung hick ini, hick mas bro namanya, keren bukan? tak kusangka sangat mengasyikkan nongkrong di warung hick tersebut. jiwa muda yang kelelahan seperti kembali kejati dirinya yang berapi-api.
setelah selesai menyantap makanan dan minuman di warung hick mas bro, kami pulang ke rumah temanku. di sana masih tetap sama, dinginlah yang kurasa. tangan dan kakiku hanya bisa bersembunyi di bawah meja yang hangat. ku buka laptop dan ku mulai kerjakan semua tugas-tugas yang membuat ku penat selama berminggu-minggu. sambil sesekali kulihat televisi yang menayangkan acara sinetron lucu. tak kusangka aku akan menonton sinetron seperti ini, yah... walau aku tidak terlalu suka sinetron tapi hanya itu yang bisa ku tonton karena aku tak tau mana remot tvnya, sungguh lucu...tertawaku di dalam hati.
waktu menunjukkan jam 1 dini hari, perut mulai berteriak kelaparan. kami pergi keluar untuk mencari makan. di pasar tawangmangulah kami mendatangi soto yang terkenal enak di daerah tersebut  tapi aku lupa namanya. di sana kami menunggu soto yang kami pesan sambil menonton pertandingan sepakbola. ya...EURO memang sudah memasuki babak qualifikasi group akhir, saat itu pertandingan antara inggris vs ukraina. temanku hanya bisa berteriak karena dia menaruh taruhan untuk inggris. sambil ngantuk mata ini tidak bisa meninggalkan pertandingan yang seru tapi jelek tersebut. kenapa kubilang jelek karena inggris bermain sangat buruk pada saat itu.
selesai makan kami kembali pulang dengan membawa rasa kenyang di perut. setelah kembali ke rumah udara dingin tak berhenti menyerang kami. saat itu kusadari aku telah tertidur. ku buka mata ini dan ternyata sudah pagi, kembali kulanjutkan aktivitas yang melelahkan di pagi harinya. sungguh pengalaman yang sangat luar biasa di Tawangmangu, rasanya tak ingin ku meninggalkan tempat itu.   

posted by Royyan A D1810084

Kemajuan Dalam Penelusuran Informasi



Penelusuran Informasi atau Temu kembali informasi adalah proses penemuan kembali informasi atau data yang dibutuhkan pemakai yang telah disimpan dalam suatu sistem informasi atau dalam suatu pangkalan data.
Sebelum adanya penerapan teknologi informasi, penelusuran informasi dilakukan dengan menggunakan cara-cara manual, tanpa bantuan komputer. Misalnya petugas akan mencari data tentang  SK Gubernur tentang penataan wilayah Tambaklorok; Caranya tentunya dicari dalam buku agenda, kemudian dicari dalam map atau ordner. Kalau misalnya pemakai mencari suatu judul buku atau artikel tentang sejarah kota Semarang di perpustakaan atau di pusat informasi, maka dia akan mencari melalui katalog subjek  di almari katalog. Sarana-sarana penelusuran manual yang digunakan yaitu : Katalog, Indeks, dan bibliografi.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, dan penerapannya di bidang komputer, maka  penelusuran informasi mengalami berbagai peningkatan pula. Orang tidak lagi puas dengan cara-cara tradisional mencari literatur dengan cara-cara manual, tetapi mulai mencari  sarana-sarana untuk mempercepat penelusuran yaitu dengan sarana elektronis. Sarana elektronis yang dimaksud di sini yaitu komputer dan perangkat lunak dan mungkin ditambah telephone dan modem.
Setelah perang dunia kedua ilmu  pengetahuan berkembang dengan pesat dan mengakibatkan ledakan jumlah literatur ilmiah. Demikian pula kemajuan dalam layanan informasi. Pemakai sudah tidak sabar melakukan penelusuran menggunakan cara-cara menual dengan melihat katalog dan indeks. Untuk bisa mendapatkan informasi, para ilmuwan sudah banyak yang mencari sarana penelusuran yang lebih cepat melalui komputer baik yang ada dalam Pangkalan Data Lokal, atau yang dikemas dalam bentuk CD-ROM, maupun melalui internet.atau yang dulu dikenal dengan nama Online Searching.
Jadi yang dimaksud Penelusuran Informasi secara Elektronis yaitu  penemuan kembali informasi yang dibutuhkan pemakai dalam suatu pangkalan data atau sistem informasi (baik itu perpustakaan, pusat informasi, maupun pusat dokumentasi) dengan menggunakan sarana-sarana elektronis.
            Dalam perkembangan berikutnya, ada tiga macam sarana dalam Penelusuran informasi secara elektronis, yaitu :
1.      Menggunakan Pangkalan Data Lokal
Definisi pangkalan data lokal secara mudah adalah  tempat berpangkal nya semua data yang ada di dalam lembaga informasi atau sistem informasi setempat. Jadi penelusuran dengan pangkalan data lokal berarti  menemukan kembali informasi atau data yang ada di lembaga informasi setempat, atau yang dimiliki oleh lembaga  tersebut.
2.      Menggunakan  CD-ROM
         CD-ROM singkatan dari Compact Disk Read Only Memory.  CD ROM adalah bentuk penerapan teknologi piringan optis dimana data disimpan secara digital dalam medium sekali sekali tulis. CD-ROM berdiameter 12 cm, tebal 1.2 mm. Kapasitas simpan 500-600 mega byte, atau sama dengan 1500 floppy disk, atau sama dengan 275 000 halaman.
3.      Menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui  Internet.
         Dengan adanya kemajuan teknologi informasi orang dapat mencari informasi langsung dari pusat Pembuat Pangkalan Data (Vendor) dengan bantuan komputer dan sarana telekomunikasi. Yang dimaksud dengan penelusuran terpasang adalah mencari informasi langsung ke sumber data di manapun berada dengan menggunakan telepon dan komputer serta Jaringan Perantara.   Pada awal mula penelusuran terpasang, sebelum ada internet, pencari informasi harus mengakses langsung ke Vendor/Host atau penyedia layanan jasa penelusuran terpasang seperti DIALOG, ORBIT, MEDLARS, dan sebagainya. Biaya yang diperlukan sangat mahal karena dihitung per detik, ditambah biaya penyambungan internasional.  Kini pemakai bisa lebih mudah mengakses ke pangkalan-pangkalan data tsb. karena  adanya Internet. Pemakai tidak lagi dibebani biaya penyambungan telepon internasional, tetapi dengan biaya lokal.

Dengan menggunakan sarana-sarana elektronis pekerjaan melayani pemakai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya menjadi lebih cepat. Oleh karena itu pustakawan atau spesialis informasi harus mau meningkatkan diri belajar  menggunakan sarana sarana tsb. dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, atau belajar mandiri. Dengan cara ini pustakawan akan dihargai setara dengan ahli-ahli lain.

Semoga bermanfaat ya teman-teman…..

Minggu, 24 Juni 2012


PUBLIC RELATION DAN MARKETING


A. Pengertian Public Relations dan Marketing

     Pengertian Public Relations yaitu sistem manajemen dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang menekankan pada suatu hubungan baik secara internal (antar anggota dalam perusahaan atau organisasi) maupun eksternal (dengan pihak luar perusahaan atau organisasi, misalnya masyarakat). Tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan adalah menciptakan saling pengertian dan tujuan bersama antara perusahaan dan public (masyarakat) guna nama baik suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat. Biasanya posisi PR dipegang oleh seorang Public Relations Manager yang bertugas merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, baik masyarakat maupun dengan pihak media. Seorang PR Manager juga bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dengan berbagai pihak tersebut guna mempertahankan citra baik suatu perusahaan atau organisasi.
     Setelah mendefinisikan PR, lantas apa pula yang dimaksud dengan Pemasaran dan apa yang membedakan antara PR dengan Pemasaran. Marketing (Pemasaran) merupakan salah satu fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, menetukan pasar sasaran promosi produk yang paling baik untuk dilayani, serta menentukan produk atau jasa serta program-program yang sesuai guna melayani pasar. Secara sederhana, Pemasaran adalah suatu proses sosial dan sistem pengaturan di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang menguntungkan satu sama lain.
     Tujuan dari sebuah pemasaran adalah untuk mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa (apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana cara pemenuhan kebutuhan tersebut) serta mempengaruhi masyarakat sehingga produk atau jasa yang diproduksi sebuah perusahaan dapat terjual dan menguntungkan pihak perusahaan juga masyarakat. Konkritnya, pemasaran berupaya mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk. Dalam pemasaran terjadi proses pemasaran yang terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

B. Keterkaitan Public Relations dan Marketing (Pemasaran)

     Seperti telah disinggung sebelumnya, Pemasaran merupakan kegiatan dalam pengembangan produk yang tepat dengan harga yang tepat, menempatkan (distribusi) produk di tempat yang tepat, serta melakukan promosi. Semua kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi sasaran dalam proses pemasaran (konsumen) dapat membeli produk yang dihasilkan dengan biaya terjangkau, dapat dengan mudah memperoleh produknya, serta mengetahui bahwa sebuah produk telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam sebuah situs blog dikatakan bahwa pemasaran hampir sama dengan iklan, terkait dalam hal promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menwarkan produk yang dihasilkannya.
     Dalam sebuah perusahaan PR berfungsi membangun persepsi atau anggapan dari masyarakat. Masyarakat akan membeli suatu produk jika produk itu dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang memiliki citra baik dan sudah dipercaya sejak lama oleh masyarakat. Inilah yang menjadi tugas PR dalam membentuk opini publik guna pencitraan yang baik oleh perusahaan sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk pencitraan ini PR akan melakukan sebuah proses marketing. Dalam perspektif ini, PR menjalankan fungsi publikasi, membantu dan memperluas cakupan konsumen yang telah direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan iklan dan berbagai teknik komunikasi marketing lainnya, semuanya itu masuk ke dalam satu bingkai pemasaran.

C. Perbedaan Public Relations dengan Marketing (Pemasaran)

     Sangat sulit menarik benang merah perbedaan antara PR dan Pemasaran, bahkan terkesan tidak jelas. Kedua bidang ini saling mempengaruhi dan sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi. PR dan Pemasaran menentukan sukses atau tidaknya sebuah perusahaan. Sebagian Manager tidak begitu memahami hakekat fungsi dan tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan. Fungsi PR dipandang hanya merupakan sub-bagian dari fungsi marketing dan hanya menjalankan fungsi publikasi. Pun demikian, jika kita kaji lebih dalam lagi, PR bukan hanya sub-bagian dari fungsi marketing, namun juga menjalankan fungsi dalam pengelolaan hubungan, baik internal maupun eksternal sebuah perusahaan demi hasil yang dicapai secara maksimal.
     Banyak orang saat ini yang sulit membedakan antara fungsi humas dan fungsi pemasaran (marketing). Tawaran pekerjaan untuk posisi public relations representatives, misalnya sering kali dalam praktiknya adalah melakukan kegiatan penjualan dari rumah ke rumah (door to doorsales representatives). Pada beberapa perusahaan kecil, pekerjaan humas, dan pemasaran dilakukan oleh orang yang sama tanpa perlu membedakan di antara kedua fungsi tersebut. Hal ini sering kali membingungkan. Sebagian orang bahkan mnganggap bahwa tidak adaperbedaan di antara keduaya. Pada kenyataannya, banyak orang yang bekerja pada bagian humas pada suat perusahaan, namun banyak sekali menghabiskan waktu mereka untuk mendukukng tugas pemasaran. Misalnya memperkenalkan barang atau jasa baru, mempublikasikan penggunaannya, serta ikut serta alam menentukn strategi pemasaran.
     Dalam praktiknya pekerjaan bagian pemasaran meliputi antara lain melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk (packaging), menentukan harga (princing), melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan (customer) dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi pemasaran. Tangguang jawab utama pemasaran adalah membangun dan mempertahankan pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Proses hubungan antara perusahaan dan pelanggannya ini sering disebut dengan istilah hubungan pemasaran atau “marketing relations” atau hubungan pelanggan atau “costumer relations”.
     Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknya dan karenanya pemasaran membutuhkan fungsi humas untuk melaksanakan hal ni karena biasanya orang humas lebih mengetahui bagaimana menulis untuk media massa dan mengetahui bagaimana menangani wartawan daripada orang pemasaran. Namun demikian, kegiatan publisitas in tetap merupakan upaya pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan pelanggan atas produk perusahaan. Dalam perspektif humas, upaya perusahaan unntuk menarik minat konsumen atas produk perusahaan ini disebut dengan marketing relations. Dengan demikian, marketing relations menjadikan masyarakat konsumen, baik yang sudah pernah menggunakan produk perusahaan (customer) ataupun belum, sebagai target. Konsep lain yang cukup sering digunakan dalam pemasaran adalah customer relations, yatu segala kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada atau konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap.
     Beberapa perusahaan menjadikan marketing relations atau customer relations sebagai salah satu bagian dari banyak hubungan organisasi dengan khalayak lainnya, dalam hal ini pemasaran menjadi bagian dari fungsi humas yang lebih luas. Namun organisasi bisnis lain memandang marketing relaions sebagai hal yang lebih penting dari bentuk hubungan lainnya. Sebagai perusahaan memandang marketing relations sebagai hal utama bag organisasi bersangkutan. Perusahaan ini memandang hubungan atau relasi lainnya, misalnya hubungan dengan karyawan, investor, masyarakat sekitar, pemerintahan dan sebagainya hanya diperlukan dalam hubungan dengan pemasaran. Pada perusahaan ini, bagian humas menjadi bawahan (subordinasi) dan bertangguang jawab kepada bagian pemasaran. Beberapa organisasi bisnis menjadikan bagian humas juga bertanggung jawab mengurusi hal-hal di luar pemasaran. Misalnya’ menerima keluhan konsumen, menjelaskan petunjuk keselamatan dan instruksi penggunaan produk serta perbaikan produk (repair service).
     Dengan pemahaman yang demikian, sangat sulit jika kita membedakaan antara PR dan Pemasaran. Namun, yang menjadi dasar perbedaan dari keduanya adalah pemasaran dimaksudkan untuk suatu strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam hal promosi produknya kepada masyarakat. Sedangkan PR adalah penunjang keefektifan jalannya sebuah strategi marketing tersebut.

Contoh:
Produk Kentucky Fried Chiken atau yang lebih dikenal dengan akronim KFC telah dikenal secara luas oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak mengetahui KFC meskipun mereka belum pernah menikmati ayam gorengnya yang renyah dan gurih. KFC bukanlah produk asli Indonesia, melainkan produk makanan cepat saji yang berasal dari salah satu negara bagian di Amerika, Kentucky. Kita percaya bahwa produk KFC itu enak walaupun baru mengenalnya. Hal ini terjadi karena sistem manajemen perusahaan KFC yang baik. Mereka menggunakan jasa PR dengan sangat maksimal dalam hal pencitraan kepada masyarakat. Selanjutnya, PR melakukan fungsi publikasi yang menjadi sub-bagian dari fungsi marketing guna mempromosikan produk kepada masyarakat. PR memasang iklan di berbagai media massa; cetak maupun elektronik, yang kesemuanya itu dapat diakses/dilihat oleh masyarakat. Iklan atau promosi yang dilakukan oleh manajemen KFC berupaya mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan membeli produk KFC. “Jagonya Ayam” merupakan slogan KFC yang mampu mempengaruhi publik. Hasil yang diperoleh KFC dapat kita lihat pada kenyataannya saat ini. Produk KFC dikonsumsi dan dipercaya oleh masyarakat sebagai produk ayam goreng yang gurih, renyah, dan enak melebihi ayam goreng yang dimasak di rumah sendiri, meskipun belum ada jaminan bahwa produk KFC tersebut halal.
Dari contoh singkat di atas, dapat dilihat bahwa PR dan Pemasaran saling mempengaruhi satu sama lainnya. Kedua posisi ini tidak dapat dipisahkan mengingat hasil yang ingin dicapai sebuah perusahaan karena Public Relations mampu melakukan fungsi marketing (pemasaran) yang lebih efektif.


Referensi:
Prof. Dr. Onong Uchjana Effendy, M.A. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Drs. Suryadi. 2007. Strategi Mengelola Public Relations Organisasi. Jakarta: EDSA Mahkota.
Morissan, M.A. 2008. Manajemen public Relations: Stratergi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana.

by Dessy Kusumawardany

Jumat, 22 Juni 2012


JUDUL :
MENGUBAH DUNIA DENGAN MEMBACA
DESSY KUSUMAWARDANY
                                                ABSTRAK          

Berisi uraian tentang:
(a)  Masalah/tujuan,
(b)  Metode penulisan (penelitian), dan
(c)  Hasil/simpulan.
(a)    Tulisan membahas tentang pentingnya melatih membaca sejak dini. 
(b)   Untuk mengembangkan tulisan penulis perlu melakukan penelusuran dengan mencari bahan dari sumber-sumber ilmiah dalam bentuk jurnal.
(c)    Setelah data terkumpul dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa saat ini minat baca masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, minat baca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak-anak. Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga. Dalam hal ini semua tidak dapat terlepas dari peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak.
Key Word       : Minat Baca, Orang Tua.

A.  PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Saat ini minat baca masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pemerintah dan masyarakat yang peduli pada kondisi minat baca, saat ini telah melakukan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal. Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, minat baca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini.
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sangat rendah minat bacanya. Ditambah lagi semakin maraknya acara televisi yang membuat orang malas membaca, hal seperti ini banyak kita jumpai di tempat – tempat umum, disana lebih banyak orang berbicara dan melihat televisi daripada membaca.
                                                                                                  
B.  RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang perlu dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sebenarnya kondisi minat baca masyarakat Indonesia ?
2. Bagaimana cara melatih membaca sejak dini ?
3. Bagaimana cara mengembangkan perpustakaan di setiap desa/kelurahan ?

C.  TUJUAN

1.      Mendeskripsikan kondisi minat baca masyarakat Indonesia.
2.      Menjabarkan cara melatih membaca sejak dini.
3.      Menjabarkan cara mengembangkan perpustakaan di setiap desa/kelurahan.                                                         
D.  MANFAAT PENELITIAN

          Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan kemajuan bagi ilmu pengetahuan. Disamping itu, juga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca yang membaca hasil penelitian ini.

1.      Bagi penulis:
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman tentang pengembangan minat baca masyarakat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.
                                                      
2.      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam upaya peningkatan minat baca di masyarakat.

3.      Bagi Perpustakaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan koleksi, agar nantinya dapat mempengaruhi pengembangan penggunaan koleksi.

E.   METODE PENELITIAN

            Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang ( Idianto M, 2006: 85, 86). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta gejala yang sudah diselidiki.
Adapun langkah – langkah penelitiannya sebagai berikut :
- Menyusun proposal penelitian sosial. Penyusunan proposal dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian. Penyusunan ini terdiri dari menentukan topik yang dipilih. Setelah itu peneliti merumuskan masalah.
- Mengumpulkan data. Pengumpulan data dilaksanakan setelah proposal penelitian disetujui oleh guru pembimbing. Untuk mengumpulkan data, penulis menentukan dengan cara mencari bahan dari sumber-sumber ilmiah dalam bentuk jurnal.
- Setelah data – data terkumpul, penulis akan mengolah data tersebut dengan teknik tabulasi.
                                                                                               
F.   PEMBAHASAN

Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis. Membaca merupakan kegiatan yang produktif untuk dilakukan, mengingat membaca begitu penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan menusia. Banyak manfaat yang dapat diambil kegiatan membaca, yaitu membaca penting karena dapat membuka wawasan baru, memberikan pencerahan baru pada pemikiran kita, mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang berpadu dengan kerendahan hati, membuat kita menjadi seorang yang mandiri dalam mencari pengetahuan, serta dapat memberikan kenikmatan tersendiri bagi jiwa. Membaca adalah sebuah wisata pikiran. Melalui membaca, kita bisa pergi ke mana saja. Tanpa dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Membaca akan memberikan kesempatan kepada kita untuk berangan-angan. Dengan demikian, mengingat akan pentingnya kegiatan membaca sebagai upaya yang sangat bermanfaat bila anak-anak sejak dini sudah diajari untuk membaca, agar nantinya dapat terbiasa. Namun perlu diingat, orang tua dalam melaksanakannya untuk tetap memperhatikan perkembangan dari anak, sehingga tidak terdapat unsur pemaksaan dalam penanamannya.

Melatih Membaca Sejak Dini
“Saat ini minat baca masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pemerintah dan masyarakat yang peduli pada kondisi minat baca, saat ini telah melakukan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal”(Kompas, 25/7/02). Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, minat baca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak-anak. Maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan minat baca pada anak. Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga. Dalam hal ini semua tidak dapat terlepas dari peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak. Pentingnya pendidikan keluarga merupakan konsekuensi rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Di dalam keluarga, anak mulai mengenal hidupnya. Hal ini perlu disadari bahwa anak dilahirkan, tumbuh, dan berkembang di dalam lingkungan hingga anak melepaskan diri dari keluarga. Oleh karena itu, begitu besar pengaruh orang tua terhadap anaknya. Maka, dalam hal ini merangsang minat baca anak-anak sebagai upaya untuk melatih membaca sejak dini. Pada usia sekolah dasar, anak mulai dikenalkan dengan huruf, belajar mengeja kata dan kemudian belajar memaknai kata-kata tersebut dalam satu kesatuan kalimat yang memiliki arti. Setelah anak-anak mampu membaca, anak-anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku. Minat baca anak perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan representative bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat. Akan tetapi, pembinaan minat baca anak saat ini sering terbentur dengan masalah ketersediaan sarana baca. Tidak semua anak-anak mampu mendapatkan buku yang mampu menggugah minat mereka untuk membaca. Faktor ekonomi serta minimnya kesadaran orang tua untuk menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan buku yang dibutuhkan. Tidak tersedianya sarana baca merupakan masalah besar dalam pembinaan minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat bacanya karena tidak tersedia sarana baca yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Padahal pembinaan minat baca anak merupakan modal dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat saat ini. Untuk mengatasi masalah ketersediaan sarana baca anak, dapat dilakukan dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat difungsikan sebagai penyedia sarana baca cuma-cuma bagi anak-anak. Melalui koleksi yang dihimpun perpustakaan, perpustakaan sekolah mampu menumbuhkan kebiasaan membaca anak. Tetapi sangat disayangkan, perpustakaan sekolah yang dijadikan ujung tombak dalam pembinaan minat baca anak justru dalam kondisi yang memprihatinkan. Bahkan saat ini banyak sekolah dasar yang belum memiliki perpustakaan( Joko D. Muktiono.2007).
                                                                                           
Mengembangkan Perpustakaan di Setiap Desa/Kelurahan
Perpustakaan seharusnya tidak hanya ada di sekolah-sekolah saja, desa/kelurahan pun perlu diadakan perpustakaan. Penyelenggaraan perpustakaan desa/kelurahan sangat penting dalam rangka menciptakan masyarakat yang kreatif. Di Negara ini masih banyak desa/kelurahan yang belum memiliki perpustakaan yang disebabkan kurangnya dana serta kesadaran pemerintah akan pentingnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan desa/kelurahan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan membaca guna mencerdaskan kehidupan masyarakat. Tugas pokok perpustakaan desa/kelurahan adalah melayani masyarakat dengan menyediakan bahan pustaka/bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Adapun fungsi perpustakaan desa/kelurahan yaitu, mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupun terekam, mensosialisasikan manfaat jasa perpustakaan, mendekatkan buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat, menyediakan perpustakaan desa/kelurahan sebagai pusat komunikasi dan informasi, menyediakan perpustakaan desa/kelurahan sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.
Dengan keberadaan perpustakaan desa/kelurahan tersebut, pemerintah perlu menata sistem pengelolaan perpustakaan tersebut. Sistem pengelolaan perpustakaan desa/kelurahan berarti segenap usaha pengkoordinasian segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan adalah tanggung jawab pengurus perpustakaan. Kepengurusan perpustakaan biasanya diwadahi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi perpustakaan, tugas kepala perpustakaan adalah mengkoordinasi penyelenggaraan perpustakaan desa/kelurahan, tugas unit tata usaha adalah berhubungan dengan masalah surat menyurat, personalia keuangan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan desa/kelurahan, tugas pelayanan teknis adalah memproses atau mengolah bahan-bahan pustaka secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku, tugas pelayanan pembaca adalah melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku, memberikan bimbingan membaca kepada murid-murid, serta memberikan bantuan informasi kepada siapa saja yang memerlukan khususnya masyarakat desa tersebut.
Melalui perpustakaan desa/kelurahan, masyarakat diharapkan mampu meningkatkan minat baca mereka dengan memanfaatkan waktu luang untuk membaca agar tercipta masyarakat kreatif, dinamis, produktif, dan mandiri. Membaca penting karena dapat membuka wawasan baru. Banyak hal-hal baru yang akan kita temukan dalam sebuah bacaan. Hal-hal yang belum pernah kita ketahui. Bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan ada(Sutarno NS.2003).

G.  PENUTUP

KESIMPULAN
            Fenomena yang terjadi, minat baca masyarakat sangat kecil, sehingga pandangan mereka sangat sempit dan sering bertindak yang kurang tepat. Untuk mengatasinya dan memajukan bangsa Indonesia, salah satunya adalah dengan membangun masyarakat cinta perpustakaan dan berwawasan luas. Dalam menempuh hal tersebut, perlu diadakan upaya-upaya yang cukup berat. Di antaranya yaitu pembangunan perpustakaan yang berdaya guna. Oleh sebab itu, pengelolaan perpustakaan harus dilakukan secara profesional, yaitu dengan koleksi bahan yang bermutu, ruangan yang bersih, tenang dan nyaman serta menarik. Selain itu, untuk menarik perhatian masyarakat dan mengembangkan pelayanan perpustakaan, dapat juga dilengkapi dengan koleksi berupa media elektronik (Kaset, VCD, jaringan internet). Jadi, untuk membangun kembali mentalitas bangsa Indonesia yang telah mendapat pengaruh budaya luar, maka masyarakat harus memiliki kemampuan dalam menyeleksi dan menyaring hal-hal yang diterima. Sehingga masyarakat harus cinta perpustakaan dan memiliki minat baca tinggi. Karena dengan masyarakat yang berpengetahuan, akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia. Selanjutnya apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai.

SARAN
Agar perpustakaan dan berbagai informasi yang tersimpan di dalamnya dapat diketahui dan dimanfaatkan masyarakat secara maksimal, maka perlu dilakukan upaya untuk memasarkan jasa tersebut. Diantaranya yaitu dengan:

1. Memperkenalkan perpustakaan agar koleksinya dapat bermanfaat bagi masyarakat atau promosi untuk mendayagunakan koleksi-koleksi perpustakaan, menegaskan peranan perpustakaan, dan mengembangkan perpustakaan.

2. Menumbuhkan minat baca masyarakat dengan memberikan kenyamanan bagi pemakai perpustakaan
( kebersihan ruang, pemenuhan koleksi dan pelayanan yang baik).

3. Pemilihan petugas perpustakaan yang ramah, peduli terhadap pemakai dan terampil serta bertanggung jawab.

4. Perpustakaan mengadakan lomba-lomba.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan semangat para anggota sekaligus untuk menarik anggota baru


H.  DAFTAR PUSTAKA

Suhadinet.wordpress.com

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0f3a.dir/doc.pdf


Joko D. Muktiono.2007. ”Pedoman Melatih Minat Baca”.Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

Kompas, 2002

Sutarno NS.2003 “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaaan Desa”,Perpustakaan Nasional           RI.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.


by Dessy Kusumawardany/D1810018